Dua tahun lalu, Bergsten dan pasangannya mengetahui bahwa sang suami tidak dapat memproduksi air mani, dan pasangan tersebut segera mengajukan permohonan untuk program assisted pregnancy.
Bergsten rencananya akan segera menjalani siklus kedua inseminasi, sebelum akhirnya perawatannya ditunda tanpa kejelasan waktu karena kekurangan sperma.
“Ini adalah permasalahan nasional. Kami kehabisan sperma di Gothenburg dan Malmo. Stockholm pun akan menyusul dalam waktu dekat," tambah Thurin Kjellberg sembari menyebutkan tiga wilayah terpadat di Swedia
Baca Juga: 5 Makanan yang Dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh pada Anak di Masa Pandemi Covid-19
Selain penyedia layanan kesehatan publik, ada juga klinik swasta di Swedia yang mampu mengatasi kekurangan dengan membeli sperma dari luar negeri.
Tetapi perawatan assisted pregnancy di sana seringkali menghabiskan biaya sebanyak 100.000 krona Swedia atau sekitar Rp 172 juta (kurs Rp 1.720/krona Swedia), sehingga tidak terjangkau bagi banyak orang.
Dikutip Kabar Wonosobo dari Reuters, assisted pregnancy adalah program gratis dalam layanan kesehatan nasional Swedia.
Baca Juga: Denmark Negara Pertama yang Setop Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Ternyata ini Alasannya
Negara-negara Nordik dan Belgia memiliki tingkat kehamilan terbantu tertinggi di dunia menurut European Society of Human Reproduction and Embryology.
Berdasarkan hukum Swedia, sampel sperma hanya dapat digunakan oleh maksimal 6 wanita.