Network
KABAR WONOSOBO – Ukraina telah menandatangani kontrak dengan pihak Pfizer untuk mendapatkan tambahan 10 juta dosis vaksin virus Corona.
Seperti yang dilaporkan Reuters pada Sabtu 1 Mei 2021 lalu, Juru Bicara Kepresidenan, Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa Ukraina telah menambah jumlah dosis dengan total menjadi 20 juta vaksin virus Corona.
“Kami telah menandatangani kontrak. Oleh karena itu, kami akan menerima total 20 juta dosis vaksin Pfizer hingga tahun ini,” kata kantor kepresidenan yang mengutip dari Menteri Kesehatan Maksym Stepanov.
Baca Juga: Peneliti India Temukan Mutasi Virus Covid-19 yang Kebal Terhadap Sistem Imun Tubuh
Seperti yang diketahui bahwa Ukraina telah melakukan kontrak pertama dengan pihak Pfizer untuk membeli 10 juta dosis vaksin yang ditandatangani bulan lalu.
Kini kepresidenan Ukraina mengambil keputusan untuk menambah kontrak kedua kalinya yang telah resmi di teken.
Ukraina berharap untuk menerima 500.000 dosis vaksin Pfizer dalam beberapa minggu mendatang.
Hingga saat ini, Ukraina telah memasuki kuartal ketiga dengan kekurangan 4,5 juta vaksin yang akan diberikan kepada warganya.
Kemudian pada kuartal keempat, Ukraina akan menyelesaikan pemberian vaksin dengan jumlah 15 juta dosis vaksin Korona.
Dengan begini, Kementerian Kesehatan Ukraina berharap jika tujuan utamanya saat ini untuk melakukan vaksinasi penuh setidaknya 20 persen dari populasi negara bisa dicapai dalam waktu dekat.
Baca Juga: Ada Kasus Radang Jantung pada Penerima Vaksin Pfizer Israel, Belum Ditetapkan Sebagai Efek Samping
Selain dengan vaksin Pfizer, negara ini juga berencana untuk mendapatkan vaksin dari AstraZeneca, China dan skema Covax global.
Menurut data Kementerian Kesehatan Ukraina, jumlah warganya yang telah menerima dosis vaksin virus Korona tahap pertama mencapai 752.293 orang.
Total keseluruhan dari warga yang telah mendapatkan vaksin virus Korona tersebut terhitung per tanggal 1 Mei 2021.
Meskipun sebelumnya Ukraina tertinggal dalam kampanye vaksinasi dibandingkan dengan negara-negara Eropa Lainnya, kini negara tersebut mulai gencar untuk melakukan pemberian vaksin.
Negara ini telah mencatat lebih dari 2 juta infeksi dan 44.436 kematian sejak dimulainya pandemi tahun lalu.
Supaya angka infeksi tidak semakin naik, maka pihak kepresidenan mengambil langkah tersebut untuk mengadakan pasokan vaksin bagi para warganya. ***
