Berdasarkan laporan dari sebuah organisasi yang menyoroti hak asasi manusia, pasukan militer telah menewaskan sedikitnya 849 orang dan menahan 5.800 orang sejak kudeta.
Militer Myanmar telah melancarkan serangan udara dan melakukan penembakan di daerah sipil tanpa pandang bulu.
Pasukan militer juga telah berulang kali menyerang gereja-gereja di daerah yang mayoritasnya beragama Kristen.
Hingga puncaknya pada 21 Mei kemarin pertempuran pecah setelah adanya perlawanan kelompok sipil yang menyebut dirinya sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat Karenni (KPDF).***