Baik Greenpeace maupun Amnesty International Indonesia sendiri menilai bahwa adanya pelonggaran peraturan justru akan memperburuk iklim di Bumi.
Australia, Arab Saudi, dan India sendiri menjadi contoh beberapa negara besar yang mengusulkan kelonggaran pencapaian target demi kepentingan nasional masing-masing.
Baca Juga: Menteri Tuvalu Rekam Pidato COP26 di Laut untuk Tunjukkan Perubahan Iklim
Agnés Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty International, menilai bahwa pemimpin dunia yang terlibat di COP 26 telah mengabaikan umat manusia.
“Sepanjang negosiasi mereka, para pemimpin telah membuat pilihan yang mengabaikan hak-hak kita sebagai manusia,” ungkap Callamard seperti yang diunggah ulang oleh Amnesty International Indonesia.
“Dan yang paling menyedihkan: mengesampingkan komunitas yang paling terpinggirkan di seluruh dunia sebagai dampak tidak terhindarkan dari perubahan iklim,” pungkasnya.
Baca Juga: ADUH! Presiden AS Joe Biden Ketahuan Kentut di Acara KTT COP26 oleh Istri Pangeran Charles
Perubahan iklim di dunia sendiri telah memprihatinkan. Emisi karbon, penggunaan bahan bakar fosil besar-besaran, hingga kenaikan suhu telah lama mengancam Bumi.
Adanya forum COP 26 dari PBB yang digelar dengan menghadirkan para pemimpin dunia diharapkan mampu menghasilkan kesepakatan tiap negara untuk bersama menyelamatkan Bumi.
Sayang, keputusan akhir yang muncul dari forum COP 26 justru mengecewakan, terlebih dengan adanya “pelonggaran target” yang diusulkan.***