KABAR WONOSOBO – Asosiasi praktisi medis Tokyo mendukung seruan untuk membatalkan Olimpiade Tokyo 2020 yang akan digelar kurang dari tiga bulan lagi di Jepang.
Asosiasi tersebut merasa keberatan jika Olimpiade Tokyo 2020 tetap digelar, dan mengatakan rumah sakit sudah kewalahan.
Seperti diketahui bahwa menjelang pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020, Jepang sedang berjuang melawan lonjakan kasus Covid-19.
Dilansir Kabar Wonosobo.com dari Reuters, Asosiasi Medis Jepang yang berjumlah sekitar 6.000 dokter mengemukakan bahwa rumah sakit di kota tuan rumah Olimpiade itu sedang mengalami kesibukan.
Bahkan saat ini rumah sakit hampir tidak memiliki kapasitas cadangan di tengah melonjaknya kasus positif Covid-19.
“Kami meminta pihak berwenang agar meyakinkan IOC (Komite Olimpiade Internasional) bahwa penyelenggaraan Olimpiade sulit dilakukan dan meminta agar membatalkannya,” kata Asosiasi Medis Tokyo pada 14 Mei 2021 dalam surat terbuka kepada Perdana Menteri Yoshihide Suga.
Beberapa rumah sakit di daerah Ibu Kota Jepang saat ini kekurangan tenaga medis dan tempat tidur rumah sakit.
Gubernur Tokyo juga telah meminta kepada Perdana Menteri untuk memperpanjang keadaan darurat hingga 31 Mei 2021 karena lonjakan kasus Covid-19 pada gelombang ketiga ini.
Para tenaga medis juga semakin kesulitan menangani pasien selama berbulan-bulan dan jika Olimpiade tetap digelar hanya akan menambah angka kematian.
“Jepang akan memikul tanggung jawab yang besar,” itulah pernyataan dari Asosiasi Dokter Jepang.
Sementara para tenaga medis menyuarakan keprihatinannya, petisi online yang menyerukan agar Olimpiade dibatalkan juga telah ditandatangani oleh ratusan ribu orang.
Secara keseluruhan, Jepang telah melakukan upaya untuk membatasi penyebaran virus Covid-19 dengan menanggalkan status keadaan darurat.
Beberapa bar, restoran, ruang karaoke, dan tempat lain yang menyajikan minuman beralkohol tetap ditutup untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Bahkan kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka juga menutup fasilitas-fasilitas yang mengundang keramaian.
Pemerintah dikecam keras soal vaksinasi yang lambat karena sampai saat ini baru sekitar 3,5 persen penduduk yang telah divaksinasi dari total 126 juta penduduk.
Namun demikian, PM Suga tetap mengatakan bahwa Jepang tetap bisa menjadi tuan rumah Olimpiade dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Pemerintah mengatakan bahwa persiapan pertandingan untuk Juli-Agustus akan sangat ketat di bawah protokol Covid-19 dengan melakukan tes kepada seluruh atlet.***