UPDATE Tragedi Kanjuruhan: Polisi Akui Gunakan Gas Air Mata Kedaluwarsa

- 10 Oktober 2022, 18:09 WIB
UPDATE tragedi Kanjuruhan yang tewaskan ratusan fans Arema FC dengan tembakan gas air mata dari polisi yang diduga jadi penyebab utama.
UPDATE tragedi Kanjuruhan yang tewaskan ratusan fans Arema FC dengan tembakan gas air mata dari polisi yang diduga jadi penyebab utama. /ARI BOWO SUCIPTO

 

Temuan investigasi forensik atas 100 video dan foto, serta wawancara dengan 11 saksi mata kejadian di Kanjuruhan, ditambah analisis pengamat ahli kerusuhan dan ahli hukum hak sipil, The Washington mengungkapkan beberapa hal. 

Termasuk adanya sekitar 40 kali tembakan gas air mata dari polisi selama kurun waktu 10 menit dalam tragedi Kanjuruhan yang kurang lebih juga menewaskan lebih dari 30 anak-anak tersebut. 

Baca Juga: Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan, Jokowi Umumkan FIFA akan Berkantor di Indonesia

 

"Penembakan setidaknya 40 amunisi ke arah kerumunan dalam rentang waktu 10 menit, yang melanggar protokol nasional dan pedoman keamanan internasional untuk pertandingan sepak bola, membuat penggemar berdesakan ke pintu keluar. Amunisi termasuk gas air mata, flash bang, dan flare," tulis media tersebut. 

Ditemukannya beberapa gas air mata yang telah kedaluwarsa sendiri kian menambah catatan buruk dalam temuan investigasi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan fans Arema tersebut. 

Irjen Dedy Prasetyo sendiri mengungkap belum dapat memastikan jumlah pasti mengenai gas air mata kedaluwarsa yang ditembakkan polisi dalam tragedi Kanjuruhan tersebut. 

Baca Juga: Sudah 6 Orang Jadi Tersangka dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Kapolri: Masih Bisa Bertambah!

Lebih lanjut, polisi sendiri menggunakan gas air mata yang biasanya digunakan untuk mengatasi kericuhan, yaitu warna merah, hijau, dan biru. 

Halaman:

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x