UPDATE Tragedi Kanjuruhan: Polisi Akui Gunakan Gas Air Mata Kedaluwarsa

- 10 Oktober 2022, 18:09 WIB
UPDATE tragedi Kanjuruhan yang tewaskan ratusan fans Arema FC dengan tembakan gas air mata dari polisi yang diduga jadi penyebab utama.
UPDATE tragedi Kanjuruhan yang tewaskan ratusan fans Arema FC dengan tembakan gas air mata dari polisi yang diduga jadi penyebab utama. /ARI BOWO SUCIPTO

"Saya masih belum tahu jumlahnya. Tapi itu yang masih didalami, tapi ada beberapa. Tapi sebagian besar yang digunakan, ya tiga jenis ini yang digunakan," terang Irjen Dedi Prasetyo. 

Kadiv Humas Polri tersebut menjelaskan bahwa efek gas air mata kedaluwarsa tidak begitu berbahaya. 

Baca Juga: Akhmad Hadian Lukita, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Jadi Tersangka Tragedi Stadion Kanjuruhan

Ia menyebut bahwa gas air mata kedaluwarsa mengurangi jenis yang masih belum dalam tenggat batas dipakai. 

Sementara itu, pada tragedi Kanjuruhan sendiri, terdapat 11 amunisi gas air mata dengan tingkatan paling tinggi, yaitu yang ditandai dengan kode warna merah.

"Yang jelas yang digunakan menurut gas air mata itu yang 11 sama ini. Ini kan yang Pak Kapolri sampaikan, 11 ya. Kalau yang ini (yang hijau atau biru) nanti saya tanyakan dulu," pungkasnya. 

Baca Juga: Hampir Rp 450 Juta, Ini Dana yang Terkumpul dari BTS ARMY Indonesia untuk Korban Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan supporter Arema tersebut terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu. 

Mencuri perhatian dunia, tim independen dibentuk dengan Mahfud MD sebagai pimpinan. 

Hingga artikel ini ditulis sendiri, penyidikan tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 masih dilakukan.***

Halaman:

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x