Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Polisi Tidak Memeringatkan Kami sebelum Menembakkan Gas Air Mata

- 4 Oktober 2022, 11:09 WIB
Pertandingan Arema FC VS Persebaya di Kanjuruhan berakhir ricuh hingga sebabkan tragedi setelah polisi putuskan tembak gas air mata yang ciptakan kericuhan massal.
Pertandingan Arema FC VS Persebaya di Kanjuruhan berakhir ricuh hingga sebabkan tragedi setelah polisi putuskan tembak gas air mata yang ciptakan kericuhan massal. /ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO

Ia turut mengungkapkan bahwa tribun yang ditempati olehnya juga menjadi sasaran gas air mata dari polisi. 

"Saya pikir saya mati malam ini, bahwa saya pasti akan mati di sini," sambung Rahmat yang mengungkapkan merasakan efek gas air mata malam itu, tak hanya mata perih tapi juga sesak napas. 

Baca Juga: TERKUAK! Polisi Sempat Minta Jadwal Pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang Diganti

Stadion Kanjuruhan sendiri malam itu hanya dihadiri oleh Aremania mengingat rivalitas di antara Arema FC dan Persebaya yang telah mendarah daging. 

Laporan menyebut bahwa fans Persebaya atau Bonek tidak diperbolehkan menghadiri pertandingan Liga 1 tersebut. 

 

Rahmat sendiri menyebut menunggu antara 30 menit dan sejam sebelum berhasil keluar dari kericuhan di Stadion Kanjuruhan. 

Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Valentino Simanjuntak Mundur dari BRI Liga 1

"Hal yang saya lihat pertama setelah keluar dari stadion ada orang-orang yang berbaring di lantai. Saya pikir mereka mabuk atau pingas. Tapi setelah sampai di rumah, saya sadar bahwa yang saya lihat adalah mayat," ungkap Rahmat. 

Kesaksian lanjutan menyebut bahwa dua mobil polisi terbakar serta dua mobil lainnya dirusak oleh penggemar. 

Halaman:

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah