Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Polisi Tidak Memeringatkan Kami sebelum Menembakkan Gas Air Mata

- 4 Oktober 2022, 11:09 WIB
Pertandingan Arema FC VS Persebaya di Kanjuruhan berakhir ricuh hingga sebabkan tragedi setelah polisi putuskan tembak gas air mata yang ciptakan kericuhan massal.
Pertandingan Arema FC VS Persebaya di Kanjuruhan berakhir ricuh hingga sebabkan tragedi setelah polisi putuskan tembak gas air mata yang ciptakan kericuhan massal. /ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO

Sementara itu, di dekat pintu masuk, kebakaran terjadi. 

Insiden di Stadion Kanjuruhan sendiri terjadi pada malam Sabtu, 1 Oktober 2022 dengan laporan terakhir menyebut sebanyak 125 orang meninggal dunia. 

Baca Juga: UPDATE Tragedi Kanjuruhan: Kritik Pedas kepada Polisi yang Tembak Gas Air Mata Berdatangan

Di antara 125 nyawa tersebut, 34 di antaranya meninggal dunia langsung di Stadion Kanjuruhan. 

Kericuhan sendiri dilaporkan bermula setelah kekalahan Arema FC atas Persebaya, yang sebabkan Aremania terjun ke lapangan. 

Menyatakan berusaha atasi kericuhan, polisi menembakkan gas air mata. 

Baca Juga: Dilarang FIFA, Gas Air Mata Disinyalir Perburuk Kerusuhan Stadion Kanjuruhan

Namun, bukannya hanya diarahkan ke arah kericuhan, gas air mata tersebut juga turut pula terarah ke arah tribun. 

Kesaksian menyebut bahwa gas air mata, yang jelas dilarang menurut regulasi FIFA, ditembakkan tanpa peringatan. 

"Beberapa orang di lapangan telah berusaha masuk ke ruang ganti pemain, tapi orang-orang lain di tribun hanya menonton. Ketika gas air mata ditembakkan, semua orang di tribun berusaha keluar. Orang-orang terinjak-injak," ungkap Zhafran Nashir dalam wawancara bersama The Guardian. 

Halaman:

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah