Sementara itu, di dekat pintu masuk, kebakaran terjadi.
Insiden di Stadion Kanjuruhan sendiri terjadi pada malam Sabtu, 1 Oktober 2022 dengan laporan terakhir menyebut sebanyak 125 orang meninggal dunia.
Baca Juga: UPDATE Tragedi Kanjuruhan: Kritik Pedas kepada Polisi yang Tembak Gas Air Mata Berdatangan
Di antara 125 nyawa tersebut, 34 di antaranya meninggal dunia langsung di Stadion Kanjuruhan.
Kericuhan sendiri dilaporkan bermula setelah kekalahan Arema FC atas Persebaya, yang sebabkan Aremania terjun ke lapangan.
Menyatakan berusaha atasi kericuhan, polisi menembakkan gas air mata.
Baca Juga: Dilarang FIFA, Gas Air Mata Disinyalir Perburuk Kerusuhan Stadion Kanjuruhan
Namun, bukannya hanya diarahkan ke arah kericuhan, gas air mata tersebut juga turut pula terarah ke arah tribun.
Kesaksian menyebut bahwa gas air mata, yang jelas dilarang menurut regulasi FIFA, ditembakkan tanpa peringatan.
"Beberapa orang di lapangan telah berusaha masuk ke ruang ganti pemain, tapi orang-orang lain di tribun hanya menonton. Ketika gas air mata ditembakkan, semua orang di tribun berusaha keluar. Orang-orang terinjak-injak," ungkap Zhafran Nashir dalam wawancara bersama The Guardian.