Sinopsis Malam Terakhir, Kumpulan Cerpen Karya Leila S Chudori Seputar Perempuan hingga LGBT

12 Oktober 2021, 18:30 WIB
Sampul dan komentar terhadap kumcer Malam Terakhir karya Leila S Chudori, dari tangkapan layar Instagram/@leilachudori /Instagram.com/@leilachudori

KABAR WONOSOBO― Malam Terakhir merupakan kumpulan cerita pendek karya Leila S Chudori.

Malam Terakhir pertama kali diterbitkan pada tahun 2009 oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

Kumpulan Cerita Malam Terakhir menyajikan 9 cerita pendek (cerpen) dengan beragam topik pembahasan.

 Baca Juga: 4 Novel Berlatar Tragedi G30S PKI, Pulang Karya Leila S Chudori hingga Amba Karangan Laksmi Pamuntjak

Malam Terakhir Membahas Isu LGBT, Keyakinan, hingga Politik

Leila S Chudori merupakan sosok sastrawan Indonesia yang juga menulis isu-isu terpinggirkan, seperti LGBT, keyakinan dalam beragama, perempuan, dan politik.

9 cerita dalam kumpulan cerpen Malam Terakhir misalnya, penulis novel Laut Bercerita tersebut menampilkan cerita dengan menjadikan isu-isu di atas sebagai pembahasan.

Di cerpen berjudul Air Suci Sita, Leila menghadirkan isu-isu patriarki yang kental melalui tokoh Sita dan Rama yang diambil dari Epos Ramayana.

 Baca Juga: Quotes di Novel Malam Terakhir Karya Leila S Chudori yang Beri Pencerahan tentang Pandangan Hidup

Melalui cerita tersebut, Leila menyindir budaya patriarki yang menyudutkan perempuan dan seolah-olah membenarkan segala bentuk tindakan laki-laki.

Lain halnya dengan cerita berjudul Sehelai Pakaian Hitam yang mencoba menyoroti “ketidaknormalan” seorang laki-laki yang meragukan orientasi seksualnya sendiri.

Melalui tokoh Hamdani yang dikenal saleh, Leila mencoba menyajikan jalan cerita seorang gay dan menganggap hal tersebut tidaklah “normal”.

 Baca Juga: Sinopsis Laut Bercerita Karya Leila S Chudori, Kisah Pilu Biru Laut yang Rekam Masa Kelam Orba

Korelasi Malam Terakhir dengan Laut Bercerita

Cerita terakhir yang ditulis oleh Leila dalam buku ini berjudul Malam Terakhir. Mengambil latar tahun 1998, cerita pendek ini nampak masih memiliki korelasi dengan novelnya yang berjudul Laut Bercerita.

Malam Terakhir mengisahkan tentang empat orang aktivis yang menunggu untuk dieksekusi, yaitu Si Kurus, Si Gemuk, Si Kacamata, dan Si Gadis.

 Baca Juga: Ini Lima Sastrawan Perempuan Berpengaruh, dari Dee Lestari hingga Leila S. Chudori

Sekilas, pembaca akan dibawa kepada sosok Biru Laut dan kawan-kawan ketika dalam penjara penyiksaan ketika mereka melakukan protes sebelum kejadian di Semanggi tahun 1998 silam.

Melalui keempat tokoh itu, Leila juga menghadirkan sensasi kekejaman yang dilakukan Orba terhadap para aktivis saat itu.

Sama seperti novel Laut Bercerita, Malam Terakhir berhenti pada cerita keempat tokoh utama yang tidak lagi ditemukan setelah “dihilangkan” oleh militer.

 Baca Juga: 4 Novel Berlatar Tragedi G30S PKI, Pulang Karya Leila S Chudori hingga Amba Karangan Laksmi Pamuntjak

Kata Tokoh tentang Malam Terakhir

"Leila bercerita tentang kejujuran, keyakinan, tekad, prinsip dan pengorbanan...Banyak idiom dan metafora baru di samping padangan falsafi yang terasa baru karena pengungkapan yang baru. Sekalipun bermain dalam khayalan lukisan-lukisannya sangat kasat mata." H.B. Jassin, pengantar Malam Terakhir Edisi Pertama.

"Dalam cerpen 'Air Suci Sita', ditulis di Jakarta 1987, Leila memulai ceritanya dengan kalimat:'Tiba-tiba saja malam menabraknya.' Sebuah kalimat padat yang sugestif dan kental. Dengan teknik bercerita yang menarik, Leila berhasil mengangkat gugatan mengapa hanya kesetiaan wanita yang dipersoalkan, bagaimana dengan kesucian para pria? (...) Sebagaimana awal dari perjalanan panjang Leila sebagai salah seorang penulis di masa depan, kumpulan ini penuh janji." Putu Wijaya, Tempo, Februari 1990.

 Baca Juga: Ini Alasan Pentingnya Baca Novel Sejarah Bagi Generasi Muda, Coba Mulai dari Laut Bercerita Leila S Chudori

Profil Singkat dan Karya Leila S Chudori

Leila Salikha Chudori merupakan salah seorang sastrawan perempuan Indonesia yang telah berkecimpung di dunia kepenulisan sejak berusia 12 tahun.

Malam Terakhir merupakan karya pertama Leila yang ditulis pertama kali tahun 1989 dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman berjudul Die Letzte Nacht (Horlemann Verlag).

Selanjutnya, kumpulan cerita pendek berjudul 9 Dari Nadira yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2009 berhasil mendapatkan penghargaan dari Badan Bahasa Indonesia.

 Baca Juga: Quotes di Novel Malam Terakhir Karya Leila S Chudori yang Beri Pencerahan tentang Pandangan Hidup

Tahun 2012, Leila S Chudori menerbitkan novel Pulang yang mengambil latar dua tragedi besar di Indonesia, G30S/PKI dan Semanggi 1998.

Pulang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (Home), Prancis (Retour), Belanda (Naar Huis), Jerman (Pulang, Heimkehr nach Jakarta), dan Italia (Ritorno a Casa).

Pulang memenangkan Prosa Terbaik Khatulistiwa Awards pada tahun 2013 dan dinyatakan sebagai salah satu dari “75 Notable Translations of 2016 oleh World Literature Today”.

 Baca Juga: Gambarkan Mahasiswa Hadapi Rezim Tahun 1998, Inilah Quotes Novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori

Novel kedua Leila yaitu Laut Bercerita yang juga mengangkat sejarah kelam Indonesia telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berjudul The Sea Speaks His Name oleh John McGlynn.

Selain berprofesi sebagai jurnalis dan penulis, Leila merupakan seorang penggagas sekaligus penulis skenario drama televisi.

Drama yang sempat ia tulis yaitu Dunia Tanpa Koma dan naskah film pendek berjudul Drupadi yang keduanya diproduksi SinemArt.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Novel "Malam Terakhir"

Tags

Terkini

Terpopuler