Para pedagang juga berharap selepas pandemic, pasar kembali ramai pembeli dan seluruhnya pedagangannya rukun. Dengan adanya kerukunan di lingkungan pedagang, maka akan tercipta keamanan dan proses jual beli di pasar berjalan baik.
"Kita berharap pasar kembali ramai pembeli, setelah sebelumnya, karena pandemi Covid-19 ini terjadi penurunan omzet penjualan dari para pedagang. Itu hampir setahun ini sepi pembeli dan pedagang merugi," katanya.
Baca Juga: Melon Honeymoon hingga Yubari Kualitas Super Dibudidayakan Petani Kedu Temanggung di Rumah Kaca
Pasar yang sudah berdiri sejak tahun 1925 itu kini dihuni sedikitnya 3.000 pedagang dari berbagai daerah dan menjadi jantung dari perekonomian Parakan. Kecamatan Parakan sendiri dulu dikenal sebagai pusat pemerintahan kabupaten Temanggung di masa Kolonial Belanda.
Diungkapkan salah satu pedagang Nur Hidayati (43) bahwa selamatan Jumat Legi itu memang rutin digelar warga pasar dan selalu bertepatan setiap penanggalan jawa yakni hari Jumat Legi.
Genda ditandai dengan melakukan doa bersama di area komplek pasar, dan dipuncaki dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan dan kerukunan seluruh pedagang.
"Kami selalu berdoa agar dikasih keselamatan, kesehatan dan kelancaran rejeki. Karena selama pandemi Covid-19 ini pendapatan kami menurun, karena sepi pembeli, mudah-mudahan kedepan kembali lancar semua dan aktivitas di pasar normal lagi," tandasnya.***