Alam di sini maksudnya adalah kehidupan itu sendiri. Manusia yang lain, hewan, takdir, dan banyak hal lain.
Sinopsis Napas Mayat, diterbitkan Gramedia Pustaka Utama 2015
Aku memotongnya dengan sangat rapi, membuang lemak yang tidak dipakai sehingga hanya tersisa beberapa potong daging besar saja dari kaki, dada, dan tangan. Semua jeroan dari bagian bawah sampai jantung kujadikan satu.
Kupotong-potong dan kutambah bumbu dapur dan berbagai sayur mulai dari wortel, kol, buncis, dan kesukaanku kacang polong; menjadi sup mangkuk besar, siap buat disantap. Berporsi-porsi mangkuk aku ciduk dari panci sup. Berkali-kali sampai lenyap di telan mulut.
Baca Juga: Bicara Femisnisme Lewat Buku, Kalis Mardiasih Mendebat Hubungan Jilbab dan Kesalihan Perempuan
Novel ini menceritakan tentang tokoh bernama Aku. Ia digambarkan sebagai pria yang sehari-hari bekerja di sebuah pabrik yang memilah-milah kertas. Ia miskin, walaupun di masa muda merupakan anak konglomerat.
Kehidupannya dulu bergelimang harta, sombong, penuh kasih sayang, dan bisa mendapatkan apapun. Intinya dia merasa bahwa orang-orang di sekelilingnya merupakan ‘hamba’ dan ia adalah ‘tuhan’.
Namun, setelah ayahnya bangkrut -sedangkan dirinya malas bekerja dan hanya menghambur-hamburkan uang- hidupnya berubah.
Baca Juga: Memaknai Cinta Tak Biasa lewat Kisah Asmara Raras dan Galih dalam Novel Ratih Kumala, Tabula Rasa
Terjungkil balik hingga harus dijauhi orang-orang yang mengatasnamakan diri teman, dihina karena fisiknya berubah menjadi jelek dan botak, juga miskin. Karena itu, ia memiliki dendam terhadap orang-orang itu.