Joe Biden Realisasikan 6 Kebijakan Luar Negeri yang Dibuat dalam 100 Hari Menjabat Presiden Amerika Serikat

- 30 April 2021, 12:32 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden ketika memberi pernyataan dari tangkapan layar video di laman Reuters  tayang pada 18 Maret 2021).
Presiden Amerika Serikat Joe Biden ketika memberi pernyataan dari tangkapan layar video di laman Reuters tayang pada 18 Maret 2021). /Reuters

KABAR WONOSOBO – Hari ini, 30 April 2021 menandai 100 hari Joe Biden menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Pada momen 100 hari masa kerjanya, banyak pengamat politik yang kemudian menilik kembali janji-janji Biden yang ia lontarkan pada saat berkampanye menjelang pemilu.

Berikut adalah beberapa janji Biden yang terkait dengan kebijakan luar negeri yang akan ia eksekusi jikalau ia berhasil memenangkan pemilu dan menjadi Presiden Amerika Serikat dan bagaimana ia mengeksekusinya setelah 100 hari masa jabatannya:

 Baca Juga: Joe Biden Soal Janjinya pada Kebijakan Dalam Negeri dan Pencapaian 100 Hari Menjabat Presiden AS

  1. Mengakhiri perang di Afghanistan dan Timur Tengah dan menghentikan keterlibatan Amerika Serikat dalam perang saudara Yaman

Biden mengumumkan bahwa penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan akan dimulai pada 1 Mei dan pengerahan kembali akan dilakukan selambat-lambatnya 11 September.

Biden juga mengumumkan bahwa Amerika Serikat menghentikan bantuannya pada serangan militer pimpinan Arab Saudi di Yaman.

 Baca Juga: Ada Aksi Jual Besar-besaran, Bitcoin dan Cryptocurrency Lain Mendadak Anjlok Karena Kebijakan Pajak Joe Biden

  1. Menempatkan hak asasi manusia sebagai pusat kebijakan luar negeri

Biden secara langsung menyuarakan keprihatinan tentang Hong Kong, pelanggaran hak asasi manusia terhadap Uighur dan etnis minoritas di Provinsi Xinjiang, dan tindakan China terhadap Taiwan.

Dia juga berulang kali menyuarakan keprihatinan tentang pemenjaraan dan perlakuan terhadap pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.

Tetapi di sisi lain, Biden menolak untuk mengutuk perbuatan putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman yang secara langsung bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis yang berbasis di AS bahkan setelah intelijen AS menunjukkan bahwa Salman menyetujui pembunuhan itu.

 Baca Juga: Hubungan Diplomatik AS – Rusia Terancam Retak, Putin Tawarkan Diskusi Langsung Soal Tuduhan Joe Biden

  1. Meningkatkan hubungan dengan sekutu yang sempat bersitegang di masa Trump

Pemimpin sekutu seperti Justin Trudeau dari Kanada dan Angela Merkel dari Jerman memiliki hubungan yang buruk dengan Amerika Serikat di masa Trump.

Mereka memuji Biden atas upayanya untuk kembali fokus pada masalah perubahan iklim, selaras dengan apa yang mereka perjuangkan.

Selain itu para pemimpin di Indo-Pasifik senang dengan upaya Biden yang melakukan koordinasi untuk membahas kebijakan China yang semakin ekspansif.

 Baca Juga: Presiden Joe Biden Anggarkan 86 Juta Dollar untuk Tampung 1200 Migran Meksiko di Hotel, Diprotes Parlemen

  1. Menyambut itikad baik dari diktator dan tiran seperti Putin dan Kim Jong Un

Biden telah membatalkan dua sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia.

Pemerintahannya memutuskan mempertimbangkan kembali pendekatannya dengan Putin dan mengatakan bahwa dia tertarik untuk menemukan area di mana AS dan Rusia dapat bersinergi.

Tim Biden mengaku bahwa mereka telah berusaha untuk menjalin kembali hubungan dengan Korea Utara, tetapi ajakan itu ditolak.

 Baca Juga: Polisi Amerika Serikat Tembak Gadis 16 Tahun karena Diduga Mencoba Menikam, Krisis Rasisme Meningkat

  1. Bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir dengan Iran selama Teheran kembali patuh

Pembicaraan tidak langsung sedang berlangsung di antara para penandatangan kesepakatan 2015, termasuk di dalamnya pejabat Inggris, Jerman, Prancis, China, Rusia, dan Amerika Serikat.

Tetapi pertemuan itu tak kunjung mendapatkan hasil yang pasti karena Iran sejauh ini menolak untuk mematuhi kesepakatan lama selama tidak ada keringanan sanksi.

 Baca Juga: Rusia Warning Kapal Perang Amerika Serikat yang Menuju Laut Hitam, Diperintahkan Jauhi Semenanjung Crimea

  1. Mengakui kekejaman era Perang Dunia I terhadap orang Armenia sebagai genosida

Saat mencalonkan diri sebagai presiden, Biden berjanji akan membuat kebijakan untuk mengakui pembunuhan dan deportasi massal oleh pasukan Kekaisaran Ottoman terhadap ratusan ribu orang Armenia lebih dari satu abad yang lalu.

Hal itu adalah sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh presiden sebelumnya karena khawatir akan membuat marah Turki, sekutu strategisnya.

Biden menindaklanjuti janji tersebut pada Hari Peringatan Genosida Armenia yang  dengan segera dikecam oleh Turki.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Apnews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x