KABAR WONOSOBO – Sedikitnya 20 orang tewas dalam pertempuran antara milisi dan militer berkuasa di Myanmar pada Jumat, 10 September 2021 sebagai kekerasan terburuk sejak penentang junta pekan ini menyerukan untuk memerangi rakyat yang membangkang.
Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG) Myanmar yang dibentuk untuk menentang pengambilalihan negara oleh tentara pada 1 Februari menyerukan pemberontakan.
Mereka berupaya untuk melawan kekuasaan militer dan mengoordinasikan kelompok-kelompok untuk meyakinkan para pejabat negara agar beralih memihak mereka.
Pertempuran yang dimulai sejak Kamis, 9 September 2021 itu terjadi di desa Myin Thar yang mengakibatkan korban di antara milisi lokal dan penduduk desa.
“Mereka (pasukan militer) menembakkan artileri, membakar rumah-rumah di desa kami. Tiga anak saya dan salah satunya anggota milisi berusia 17 tahun termasuk ke dalam 20 orang yang tewas” kata seorang warga yang tidak disebutkan namanya.
Warga yang diwawancarai melalui sambungan telepon tersebut menambahkan kepada sebuah media bahwa Ia berjuang untuk mengenali mayat putranya di antara mayat-mayat yang lain.
Baca Juga: Majelis Umum PBB Menyerukan Penghentian Kekerasan oleh Junta Militer Myanmar
“Saya kehilangan semua yang saya miliki, saya tidak akan memaafkan mereka sampai kapan pun,” tambahnya.