Babak Baru Eskalasi Politik Myanmar, Sekitar 20 Orang Tewas dalam Serangan Pihak Milisi dengan Junta Militer

- 12 September 2021, 00:00 WIB
Seorang militer dari pihak junta Myanmar, negara yang tengah mengalami kekacauan Politik
Seorang militer dari pihak junta Myanmar, negara yang tengah mengalami kekacauan Politik /www.theguardian.com

KABAR WONOSOBO – Sedikitnya 20 orang tewas dalam pertempuran antara milisi dan militer berkuasa di Myanmar pada Jumat, 10 September 2021 sebagai kekerasan terburuk sejak penentang junta pekan ini menyerukan untuk memerangi rakyat yang membangkang.

Pemerintahan Persatuan Nasional (NUG) Myanmar yang dibentuk untuk menentang pengambilalihan negara oleh tentara pada 1 Februari menyerukan pemberontakan.

Mereka berupaya untuk melawan kekuasaan militer dan mengoordinasikan kelompok-kelompok untuk meyakinkan para pejabat negara agar beralih memihak mereka.

Baca Juga: PBB Peringatkan Krisis akibat Kudeta Militer Myanmar Bisa Berakibat Kematian Massal Jika Tidak Segera Diatasi

Pertempuran yang dimulai sejak Kamis, 9 September 2021 itu terjadi di desa Myin Thar yang mengakibatkan korban di antara milisi lokal dan penduduk desa.

“Mereka (pasukan militer) menembakkan artileri, membakar rumah-rumah di desa kami. Tiga anak saya dan salah satunya anggota milisi berusia 17 tahun termasuk ke dalam 20 orang yang tewas” kata seorang warga yang tidak disebutkan namanya.

Warga yang diwawancarai melalui sambungan telepon tersebut menambahkan kepada sebuah media bahwa Ia berjuang untuk mengenali mayat putranya di antara mayat-mayat yang lain.

Baca Juga: Majelis Umum PBB Menyerukan Penghentian Kekerasan oleh Junta Militer Myanmar

“Saya kehilangan semua yang saya miliki, saya tidak akan memaafkan mereka sampai kapan pun,” tambahnya.

Sebuah media berita melaporkan bahwa para korban di desa Myin Thar kebanyakan adalah anak di bawah umur.

Pada hari yang sama, dilaporkan bahwa terjadi insiden pembunuhan tiga tentara di Pusat Kota Yangon pada Kamis tersebut.

Baca Juga: ASEAN Akhirnya Tunjuk Menlu Brunei Erywan Yusof sebagai Utusan Khusus Terkait Konflik Myanmar

Bentrokan meletus pada Kamis dan berlanjut pada Jumat malam di Thantlang, negara bagian Chin yang berbatasan dengan India.

Pihak militer melakukan serangan udara meskipun dilaporkan tidak ada korban dalam insiden ini.

Militer Myanmar juga secara ketat telah mengontrol informasi dan medianya secara selektif dalam melaporkan kerusuhan.

Baca Juga: PBB Peringatkan Krisis akibat Kudeta Militer Myanmar Bisa Berakibat Kematian Massal Jika Tidak Segera Diatasi

Myanmar berada dalam kekacauan politik sejak penggulingan pemerintahan Aung San Suu Kyi, yang juga mengakhiri satu dekade masa kepemimpinan demokrasi di negara itu.

Hal itu memicu kemarahan nasional dan terjadilah pemogokan, protes di seluruh wilayah, dan mendorong para kelompok milisi menyerang pasukan keamanan.

Beberapa analis telah memperingatkan untuk menghentikan serangan para junta militer karena dianggap melawan batas kekerasan.

Baca Juga: Setidaknya 1000 Warga Sipil Terbunuh dalam Kudeta oleh Junta Militer di Myanmar Sejak Februari 2021

Langkah junta militer itu justru dapat mempersulit mereka untuk memenangkan dukungan internasional.

Badan dan lembaga dunia juga memberikan peringatan terhadap para junta untuk segera melakukan jalan perdamaian meski hal itu sangat susah diupayakan untuk saat ini.***

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah