Akhirnya Buka Suara, Presiden Myanmar Sebut Dirinya Dipaksa untuk Mundur oleh Junta Militer

- 15 Oktober 2021, 11:26 WIB
Mantan Presiden Myanmar, Win Myint yang digulingkan oleh junta
Mantan Presiden Myanmar, Win Myint yang digulingkan oleh junta /constitutionnet.org

KABAR WONOSOBO – Win Myint, presiden sipil Myanmar yang dicopot jabatannya oleh junta militer telah bersaksi bahwa para jenderal telah memaksanya untuk melepaskan kekuasaan beberapa jam sebelum kudeta 1 Februari lalu.

Myint mengatakan bahwa para junta tersebut memperingatkan bahwa dirinya bisa sangat berbahaya jika menolak permintaan dari militer Myanmar tersebut.

Ini merupakan komentar publik pertama dari Win Myint sejak digulingkan oleh para militer Myanmar, bertentangan dengan klaim pihak militer bahwa tidak ada kudeta yang terjadi.

 Baca Juga: Majelis Umum PBB Menyerukan Penghentian Kekerasan oleh Junta Militer Myanmar

Militer Myanmar juga mengatakan bahwa kekuasaan secara sah telah dialihkan kepada para jenderal oleh seorang pejabat presiden.

Win Myint bersaksi di pengadilan bersama Aung San Suu Kyi, peraih Nobel perdamaian dan pemimpin pemerintah de facto sebelum kudeta militer.

Persidangan mereka atas sejumlah tuduhan termasuk penghasutan, yang berasal dari surat yang memuat nama mereka yang dikirim ke kedutaan agar tidak mengakui junta militer dilakukan pada Selasa, 12 Oktober 2021.

 Baca Juga: ASEAN Akhirnya Tunjuk Menlu Brunei Erywan Yusof sebagai Utusan Khusus Terkait Konflik Myanmar

Mantan kepala negara Myanmar itu mengatakan kepada pengadilan di Ibu Kota Naypyidaw bahwa dua pejabat senior militer mendekatinya pada 1 Februari dan memintanya untuk mengundurkan diri, dengan alasan kesehatan yang buruk.

“Presiden menolak proposal mereka (junta), dengan mengatakan dia (Win Myint) dalam keadaan sehat. Para petugas militer memperingatkannya bahwa penolakan itu akan menyebabkan banyak kerugian, tetapi presiden mengatakan kepada mereka bahwa dia lebih baik mati daripada menyetujuinya,” kata pengacara pembela, Khin Maung Zaw.

 Baca Juga: Setidaknya 1000 Warga Sipil Terbunuh dalam Kudeta oleh Junta Militer di Myanmar Sejak Februari 2021

Khin Maung Zaw mengatakan pembela menolak tuduhan terhadap Win Myint dan Aung San Suu Kyi karena mereka ditahan tanpa komunikasi.

Pengacara Win Myint dan Aung San Suu Kyi itu mengatakan bahwa keduanya telah menolak beberapa tuduhan terhadap mereka sebagai tuduhan palsu.

Pengacara pembela, yang mewakili mereka berdua mengatakan Aung San Suu Kyi telah meminta agar kesaksian di persidangan itu diumumkan.

 Baca Juga: Babak Baru Eskalasi Politik Myanmar, Sekitar 20 Orang Tewas dalam Serangan Pihak Milisi dengan Junta Militer

Myanmar porak poranda oleh kekerasan dan kelumpuhan ekonomi sejak tentara mencegah Aung San Suu Kyi membentuk pemerintahan baru, tiga bulan setelah partainya terpilih kembali secara telak.

Para junta militer mengatakan pemilu dicurangi dan berpotensi merusak kedaulatan negara Myanmar.*** 

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah