KABAR WONOSOBO ― Tere Liye dikenal sebagai penulis produktif yang jarang absen mengeluarkan buku baru atau novel setiap tahun.
Penulis yang lantang bersuara mengenai Anti Pembajakan Buku ini kerap kali membuat decak kagum penggemar dengan karya-karyanya, seperti novel Bidadari-Bidadari Surga yang telah diadaptasi sebagai film.
Diterbitkan pada tahun 2008 silam oleh Penerbit Republika, secara garis besar Bidadari-bidadari Surga bercerita mengenai kisah Laisa, seorang wanita dengan kekurangan fisik tapi mampu membuat perubahan di keluarganya, dan juga Lembah Lahambay di pelosok pulau Sumatera.
Namun, bukan hanya Laisa saja yang menarik perhatian. Novel setebah 365 halaman ini juga memuat berbagai hal penting mengenai kehidupan manusia melalui kisah di keluarga Mamak Lainuri.
Baca Juga: Sinopsis Kita, Kata, dan Cinta dari Khrisna Pabichara, Novel yang Menguji ‘Iman’ Berbahasa Indonesia
Laisa adalah Wujud Perwakilan Para Bidadari
Laisa merupakan tokoh utama di novel Bidadari-bidadari Surga, Nirina Zubir membawakan sosoknya dengan apik begitu karya Tere Liye tersebut diadaptasi ke dalam film pada 2012 silam.
Menjadi sulung dari lima bersaudara menjadikan Laisa selalu berbuat tegas dan bahkan terkadang keras kepada adik-adiknya, yaitu Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta.
Ia digambarkan sebagai seorang wanita dengan fisik yang tidak sempurna lantaran kejadian di masa lalu. Hal tersebut menjadikan Laisa tidak bisa dibandingkan dengan ke empat adiknya yang memiliki fisik jauh lebih menarik dari pada dirinya.
Namun, Laisa tidak pernah patah semangat untuk tetap menjadikan adik-adiknya seorang yang berhasil. Meskipun, ia mendapat cercaan dari berbagai hal, terutama mengenai fisiknya yang tidak sempurna.