Menindaklanjuti Gencatan Senjata Pakistan dan India, Jenderal Qamar Javed Bajwa Mengajak Semua Move On

- 20 Maret 2021, 09:11 WIB
Jenderal Qamar Javed Bajwa dari tangkapan layar kanal Youtube WION
Jenderal Qamar Javed Bajwa dari tangkapan layar kanal Youtube WION /Youtube.com/ WION

 

KABAR WONOSOBO - Panglima militer Pakistan, Jenderal Qamar Javed Bajwa meminta bahwa sekarang saatnya mengubur masa lalu dengan India dan mulai mempertimbangkan untuk melakukan kerja sama.

“Kami merasa sudah waktunya untuk mengubur masa lalu dan bergerak maju,” kata Qamar pada Kamis 18 Maret 2021 saat berpidato di pertemuan yang membahas masalah keamanan nasional pada sebuah seminar di Islamabad, dilansir Kabar Wonosobo.com dari Al Jazeera.

Konferensi tersebut diadakan dengan tujuan untuk menyoroti kebijakan keamanan baru pemerintah Pakistan.

Baca Juga: Presiden Wanita Pertama Tanzania Samia Suluhu Hassan Gantikan John Magufuli yang Meninggal Dunia

“Tapi.. tetangga kita (India) harus menciptakan lingkungan yang kondusif, terutama di Kashmir yang diduduki India,” sebut Qamar.

“Perselisihan yang belum terselesaikan antara dua rival nuklir Asia Selatan ini menyeret wilayah yang disengketakan itu ke kemiskinan dan keterbelakangan," imbuh Qamar.

Qamar mengatakan bahwa bagaimanapun juga, potensi ekonomi Asia Selatan dan Tengah akan selalu menjadi biang keladi bagi perselisihan India-Pakistan.

 Baca Juga: Tidak Kapok Dirampok, Kim Kardashian Pamer Gigi Berlian Baru, Harganya Bikin Gigit Kaget

“Penting untuk dipahami bahwa tanpa adanya penyelesaian sengketa Kashmir melalui cara-cara damai, proses pemulihan hubungan sub-benua (antara India dan Pakistan) akan selalu rentan terhadap kesalahpahaman,” katanya.

Seruan Qamar terbit setelah pada 25 Februari lalu, tentara kedua negara merilis pernyataan bersama gencatan senjata di sepanjang perbatasan de facto mereka di Kashmir, yang dikenal sebagai Line of Control (LoC).

Pernyataan gencatan senjata itu dianggap mengejutkan karena selama beberapa bulan terjadi ratusan kali baku tembak di wilayah tersebut.

 Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Hukumnya Haram tapi Mubah, Didukung Fatwa MUI dengan 5 Alasan Ini

Amerika Serikat sendiri dengan segera menyambut baik langkah tersebut dan mendorong keduanya untuk terus membangun hubungan damai.

Qamar mengatakan, di bawah Presiden Joe Biden, Pakistan memiliki harapan bahwa Amerika Serikat dapat mengambil peran untuk membantu memfasilitasi perdamaian di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi juga turut hadir dan mengisi konferensi tersebut.

 Baca Juga: Australia Minta 1 Juta Vaksin untuk Papua Nugini Lewat Uni Eropa, Canberra dan Brussels Masih Bersitegang

“Jika India mengambil satu langkah maju untuk perdamaian, Pakistan akan mengambil dua langkah," ucap Shah optimis.

Seperti diketahui, wilayah Kashmir di Himalaya terbagi antara Pakistan dan India, tetapi keduanya mengklaim wilayah itu secara menyeluruh.

Sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947, dua dari tiga perang yang melibatkan kedua negara tersebut terjadi karena memperebutkan Kashmir.

 Baca Juga: Papua Nugini Kewalahan Hadapi Pandemi Covid-19, Australia Upayakan Bantuan Internasional

Tentara Pakistan telah memerintah Kashmir selama hampir setengah dari umur negara tersebut, dan militer tersebut telah lama mengendalikan kebijakan luar negeri dan keamanan di wilayah tersebut.

Tahun 2019, hubungan keduanya memburuk setelah India mencabut Kashmir India dari status daerah semi-otonom.

Pakistan ingin India membatalkan pencabutan status semi-otonom Kashmir dan perubahan administratif melalui undang-undang baru yang diambilnya tahun 2019, yang mana hal tersebut memicu kemarahan di kedua sisi perbatasan.

 Baca Juga: Pakistan dan India Akhirnya Perbarui Perjanjian Gencatan Senjata, Bahas Wilayah ‘Line of Control’ Kashmir

Keadaan makin memburuk saat India menuduh Pakistan melatih pemberontak anti-India di Kashmir dan juga membantu memasok persenjataan mereka, yang tentunya dibantah dengan tegas oleh Pakistan.

Pemberontak anti-India di Kashmir yang dikelola India sendiri telah memerangi pemerintahan India sejak 1989.

Oleh karenanya, rencana perdamaian keduanya dianggap sebagai sebuah angin segar bagi politik di kawasan Asia Selatan.***

 

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: Al Jazeera WION


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah