Para militer melakukan tindakan keras berdarah dan menggunakan peluru tajam terhadap warga sipil.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) telah melacak pembunuhan di luar proses hukum itu dan sekarang telah mengkonfirmasi bahwa ada 1.001 kematian hingga hari Rabu, 18 Agustus 2021.
Kelompok itu percaya bahwa jumlah itu adalah jumlah yang terlalu rendah dari jumlah korban tewas yang sebenarnya.
Menurut AAPP, banyak orang tewas di jalan-jalan dan puluhan lainnya dibiarkan mati di sel penjara.
Sementara itu junta militer telah menutup berbagai media di negara itu, hanya meninggalkan AAPP sebagai sumber non-militer utama untuk melaporkan kematian warga sipil.
Meski pihak militer telah membantah jumlah kematian dari AAPP, tetapi mereka belum merilis perkiraannya sendiri.
Sedangkan pemimpin terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi hingga saat ini dirinya masih ditahan di bawah junta militer.
Aung San Suu Kyi menghadapi serangkaian tuntutan kriminal, mulai dari memiliki walkie-talkie ilegal hingga melanggar undang-undang rahasia negara.