KABAR WONOSOBO – Meskipun Lotek bukanlah makanan khas Wonosobo seperti Tempe Kemul maupun Mie Ongklok, namun citarasanya sangat erat dengan menu sehari-hari warga sejak puluhan tahun lalu.
Salah satu penjual Lotek legendaris dan menjadi ikon kuliner di kawasan kota Wonosobo adalah Lotek Bu Jami’. Meskipun kini penjualnya bukan lagi bu Jami yang sudah memulai usaha sejak tahun 1965, namun rasa aslinya tetap dijaga.
Sebelum masa pandemic Covid-19, setiap hari warung di pojokan jalan yang tak jauh dari perpustakaan Daerah Wonosobo itu bisa menjual 200 porsi lotek dan rujak.
Sejak beberapa tahun lalu, usaha lotek turun-temurun itu dijalankan salah satu putri bu Jami, Eni bersama putrinya dan beberapa karyawan lain.
Warung lotek berwarna biru-hijau itu berada di pojok perempatan kampung Betengsari kelurahan Wonosobo Timur, kecamatan Wonosobo, tepat di pertigaan Jalan Serayu No 1.
Kawasan pertigaan itu juga terkenal dengan kawasan Brug Menceng. Nama Brug Menceng sendiri berasal dari bahasa belanda Brug yang artinya jembatan dan memang terkesan tidak lurus alias menceng.
Selain Lotek, menu yang juga legendaris adalah rujak buah, es buah, dan aneka gorengan khas termasuk tempe kemul.