Hingga artikel ini ditulis, laporan terakhir menyebut bahwa total korban dalam insiden Kanjuruhan tersebut sebanyak 450 orang, 125 di antaranya meninggal dunia.
Beberapa Aremania yang menjadi narasumber The Guardian dalam artikel "‘I felt terrified’: fans tell how Indonesian stadium disaster unfolded ('Saya ketakutan': penggemar menceritakan bagaimana bencana stadion Indonesia terjadi)" yang terbit pada 3 Oktober 2022 turut menceritakan kesaksian mereka.
"Tidak ada tendensi untuk menyerang pemain Persebaya," ungkap Prayogi (29) yang menjadi salah satu narasumber The Guardian dalam artikel tersebut.
Prayogi mengungkapkan bahwa turunnya Aremania ke lapangan mungkin untuk menunjukkan kekecewaan mereka atas poin akhir dalam pertandingan di antara Arema VS Persebaya tersebut.
"Sampai di sini, semuanya masih tenang," sambungnya.
Namun, beberapa Aremania yang turun ke lapangan memicu lebih banyak pendukung Arema yang ikut dalam aksi protes tersebut.
Hal tersebut diperparah dengan tembakkan gas air mata yang disebut oleh Kapolda Jatim, Nico Afinta, dilakukan untuk mengatasi kericuhan.