Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Saya Bertahan di Tribun Meskipun Gas Air Mata Membakar Tenggorokan

- 4 Oktober 2022, 11:21 WIB
Kondisi pasca kerusuhan Kanjuruhan setelah Arema FC kalah dari Persebaya dalam laga sepak bola Liga 1 pada 1 Oktober 2022, telan ratusan korban jiwa.
Kondisi pasca kerusuhan Kanjuruhan setelah Arema FC kalah dari Persebaya dalam laga sepak bola Liga 1 pada 1 Oktober 2022, telan ratusan korban jiwa. /WILLY KURNIAWAN/REUTERS

Baca Juga: 125 Nyawa Melayang dan Ratusan Orang Terluka, Fakta Mengerikan Tragedi Stadion Kanjuruhan Oktober 2022

Hingga artikel ini ditulis, laporan terakhir menyebut bahwa total korban dalam insiden Kanjuruhan tersebut sebanyak 450 orang, 125 di antaranya meninggal dunia. 

Beberapa Aremania yang menjadi narasumber The Guardian dalam artikel "‘I felt terrified’: fans tell how Indonesian stadium disaster unfolded ('Saya ketakutan': penggemar menceritakan bagaimana bencana stadion Indonesia terjadi)" yang terbit pada 3 Oktober 2022 turut menceritakan kesaksian mereka. 

"Tidak ada tendensi untuk menyerang pemain Persebaya," ungkap Prayogi (29) yang menjadi salah satu narasumber The Guardian dalam artikel tersebut. 

Baca Juga: 14 Tragedi Terbesar Sejarah Sepak Bola Dunia, Terbaru Ada Kerusuhan Kanjuruhan yang Telan Ratusan Nyawa

Prayogi mengungkapkan bahwa turunnya Aremania ke lapangan mungkin untuk menunjukkan kekecewaan mereka atas poin akhir dalam pertandingan di antara Arema VS Persebaya tersebut. 

"Sampai di sini, semuanya masih tenang," sambungnya. 

Namun, beberapa Aremania yang turun ke lapangan memicu lebih banyak pendukung Arema yang ikut dalam aksi protes tersebut. 

Baca Juga: WASPADA! Ini Sederet Sanksi FIFA yang Mengancam Sepak Bola Indonesia Pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang

Hal tersebut diperparah dengan tembakkan gas air mata yang disebut oleh Kapolda Jatim, Nico Afinta, dilakukan untuk mengatasi kericuhan. 

Halaman:

Editor: Khaerul Amanah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x