KABAR WONOSOBO – Ziarah kubur atau makam adalah kunjungan ke tempat pemakaman umum/pribadi yang dilakukan secara individu atau kelompok.
Tujuan dari ziarah kubur adalah mendoakan saudara atau keluarga yang telah meninggal dunia supaya diberikan kedudukan atau posisi yang layak di sisi Allah SWT.
Jika dilihat dari perspektif Islam, dalam kegiatan ziarah kubur terkandung nilai-nilai positif yaitu akidah , akhlak, dan ibadah.
Baca Juga: Oleh-oleh Khas Dieng Wonosobo yang Wajib Diborong, Salah Satunya Buah Ajaib Ini
Selain itu, kegiatan ini membuat para peziarah semakin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Tidak hanya itu, ziarah kubur juga bisa meningkatkan tali silaturahmi antar sesama muslim.
Selain keluarga, terkadang ziarah kubur juga dilakukan untuk mendoakan orang-orang yang memiliki kedudukan atau keistimewaan.
Baca Juga: Inilah 3 Kedai Es Legend yang Wajib Coba di Wonosobo, Harga per Porsinya Kurang dari 10K Semua
Berikut adalah beberapa tempat ziarah kubur di Wonosobo yang sayang untuk dilewatkan:
- Makam Ketinggring
Mereka yang dimakamkan di sana adalah bangsawan Jawa dan memiliki garis keturunan langsung dengan Hamengkubuwono ke-3 salah satunya adalah Bendoro R.A. Purdaningrat.
Makam tersebut terletak di jalan raya Wonosobo-Kalibeber, km. 1,5 dari arah kota melalui Argopeni.
Baca Juga: Jadi Kafe ‘Sunyi’ Pertama di Indonesia, Mute Area Tempat Berkarya para Difabel Tuli
Menurut juru kunci, Raden Purdaningrat adalah orang pertama yang meratakan alun-alun Wonosobo. Beliau pula yang mendirikan pendopo dan tinggal di sana.
Sejauh ini, Raden Purdaningrat tidak diketahui kapan tanggal lahirnya. Namun, Makam Ketinggring diyakini sudah berusia kurang lebih 250 tahun.
- Makam Kyai Asmorosufi
Makam ini terletak di Dusun Bendosari, Kecamatan Sapuran, Wonosobo. Kyai Asmorosufi hidup pada abad ke 17 M.
Beliau adalah keturunan Prabu Brawijaya V dan masih memiliki hubungan darah dengan R.T. Selomanik.
Seperti halnya ulama lain di Nusantara, Kyai Asmorosufi disemayamkan di dekat masjid yang beliau dirikan.
- Makam Kyai Ngarpah
Nama lain dari Kyai Ngarpah adalah Tumenggung Setjonegoro. Makam beliau terletak di Dusun Ciledok, Desa Ndempel, Kalibawang, Wonosobo.
Diperkirakan beliau meninggal dunia pada pertengahan abad 19 M.
Tumenggung Setjonegoro tidak lain adalah bupati pertama Wonosobo yang menduduki jabatan tersebut dari tahun 1825 sampai 1832.
- Makam Larangan Lor (Garung)
Makam Larangan Lor terletak di Desa Larangan Lor, Kecamatan Garung, Wonosobo.
Baca Juga: Mencicipi Nikmatnya Lotek Bu Jami’ Brug Menceng, Usaha Turun-temurun Sejak tahun 1965
Jarak antara makam dengan desa kira-kira satu kilometer. Kerap disebut makam kiyai Hajat, mengingat ketika pengunjung memiliki keperluan banyak peziarah yang berkunjung ke makam.
Karena lokasinya terpencil, jalur menuju makam hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau jalan kaki.
Membutuhkan kurang lebih satu jam dari Kecamatan Garung sampai ke lokasi makam. Makam itu diyakini merupakan peristirahatan terakhir tokoh pendakwah islam di masa lampau.
- Makam KH. R. Abdullah Fatah
Makam KH. R. Abdullah Fatah terletak di Dusun Tegalgot, Desa Gedongan, Kecamatan Kepil, Wonosobo.
Beliau adalah ulama besar yang masih memiliki hubungan darah dengan Keraton Yogyakarta.
Baca Juga: Saksi Perjuangan Pasukan Diponegoro, Makam Kali Cutang Ngalian Wadaslintang Diresmikan
Beliau juga menantu Mbah Lerik yang makamnya berada di Desa Dempel, Kalibawang.
Menurut juru kunci makam, KH. R. Abdullah Fatah lahir pada tahun 1812 dan meninggal dunia pada tahun 1911.***