Quotes Novel Amba Karya Laksmi Pamuntjak, Berlatar Tragedi G30S PKI hingga Pengasingan di Pulau Buru

- 10 Oktober 2021, 14:47 WIB
Sampul novel Amba karya Laksmi Pamuntjak, dari tangkapan layar Instagram
Sampul novel Amba karya Laksmi Pamuntjak, dari tangkapan layar Instagram /@laksmiwriter

3. Sejarah adalah lelucon yang penuh akal bulus. Kita tak pernah tahu kapan punchline-nya akan tiba. (Halaman 74)

4. “Kamu jangan sampai terjerat oleh apa yang dibayangkan orang. Kamu harus bisa mengatasinya dan memberi makna sendiri kepada namamu.” (Halaman 107)

 Baca Juga: Sinopsis Kita, Kata, dan Cinta dari Khrisna Pabichara, Novel yang Menguji ‘Iman’ Berbahasa Indonesia

5. Perkawinan tak banyak bedanya dengan politik. Lewat Ibu ia belajar: perkawinan adalah tahu bagaimana membaca perubahan, kapan memulai kapan berhenti, kapan berbicara kapan mendengar. (Halaman 110)

6. Cinta adalah cinta, bukan pengorbanan. Perasaan adalah untuk ditolak atau dibunuh, tidak untuk dilekaskan, apalagi untuk dibiarkan mengalir. (Halaman 109)

7. Politik memang bukan tentang apa yang benar. Politik adalah bagaimana kita bisa salah dengan benar. (Halaman 111)

Baca Juga: 75 Pegawai KPK dinonaktifkan Termasuk Novel Baswedan, Tidak Lolos Tes TWK untuk Pengalihan ke ASN

8. “Eyangmu juga selalu bilang, memasak tak ubahnya perkawinan. Belajar menunggu, dan jangan sekali pun memasukkan tanganmu ke dalam air yang keruh.” (Halaman 131)

9. Lagi pula, apakah kebenaran? Kebenaran adalah apa yang kita inginkan. (Halaman 134)

10. Dan ia akan menang. Untuk menang, ia harus tahu kapan mengalah. (Halaman 135)

Halaman:

Editor: Agung Setio Nugroho

Sumber: laksmipamuntjak.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah