Amerika Serikat dan Filipina Bahas Kekhawatiran Gerakan Kapal China yang Berkumpul di Laut China Selatan

13 April 2021, 01:30 WIB
Kapal penembak ringan Filipina dikirim untuk menggertak kapal China yang berkumpul di Laut China Selatan. dari tangkapan layar kanal Youtube WION. /Youtube.com/ WION

 

KABAR WONOSOBO - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin dan negara sekutunya, Filipina membahas tentang posisi kapal milisi China yang berada di Laut Cina Selatan, pada Sabtu 10 April 2021 lalu. Hal itu mengingat kapal China dekat dengan wilayah Filipina baru-baru ini.

Austin melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Pertahanan Nasional Filipina, Delfin Lorenzana melalui telepon saat Austin terbang dari Washington ke Israel untuk memulai perjalanan internasionalnya.

Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby mengatakan bahwa Austin dan Lorenzana membahas situasi di Laut China Selatan dan kumpulan kapal China di Whitsun Reef baru-baru ini, yang tentunya menuai kecaman dari Filipina.

 Baca Juga: China dan Iran Tandatangani Perjanjian Kerja Sama 25 Tahun, Bentuk Aliansi Tanggapi Langkah Amerika Serikat

Namun China mengelak, negeri tirai bambu itu menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa kapalnya ada di sana untuk menangkap ikan.

Dilansir Kabar Wonosobo dari The Associated Press, dalam panggilan teleponnya, Austin mengusulkan beberapa langkah kepada Lorenzana untuk memperdalam kerja sama pertahanan.

“Salah satunya dengan meningkatkan kesadaran situasional dari ancaman di Laut China Selatan," kata John Kirby.

Baca Juga: Uni Eropa Bakal Jatuhkan Sanksi Pelanggaran HAM atas Kasus Muslim Uighur, China: Kami Tidak Akan Mundur

Namun John Kirby tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai apa saja isi dari langkah-langkah yang ditawarkan oleh Lloyd Austin tersebut.

Awal pekan ini, Kirby mengatakan bahwa kapal induk USS Theodore Roosevelt dan pasukan penyerangnya, serta kapal amfibi USS Makin Island tengah beroperasi di Laut Cina Selatan.

Amerika Serikat sebenarnya tidak memiliki pasukan militer yang memiliki basis yang permanen di Filipina.

Baca Juga: Indonesia Gandeng China pada Kerja Sama Inisiatif Pusat Vaksin Asia Tenggara

Namun negeri Paman Sam itu terkadang secara rutin mengirimkan pasukan ke negara tersebut sesuai isi Perjanjian Pasukan Kunjungan antara Amerika Serikat dan Filipina.

Berkumpulnya kapal-kapal China di dekat Filipina baru-baru ini adalah salah satu gerakan yang dikritik Amerika Serikat.

Negara adidaya tersebut beranggapan bahwa langkah itu dilakukan sebagai upaya Beijing untuk mengintimidasi negara-negara kecil di kawasan Laut China Selatan.

Baca Juga: Soal Isu Pekerja Uyghur, China Boikot Beberapa Brand Fashion Ternama Barat, H&M Mendadak Hilang di Aplikasi

Untuk diketahui, China dalam beberapa tahun belakangan tengah gencar melakukan klaim wilayah di kawasan Laut China Selatan yang menjadi jalur laut strategis dan disinyalir kaya akan minyak bumi dan mineral lain.

Klaim tersebut tak jarang menimbulkan perseteruan dengan negara-negara di kawasan tersebut seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam dan Taiwan karena melanggar batas laut yang disepakati dalam hukum laut internasional.***

Editor: Erwin Abdillah

Sumber: APNews

Tags

Terkini

Terpopuler