Dalam sebuah petikan di Majalah Sarinah (1984) Sin Nio menyebut lebih memilih hidup sendiri di Jakarta.
“Saya tak mau merepotkan anak cucu saya, biarlah saya hidup sendiri di Jakarta, meski dalam tempat seperti ini!” tutur pejuang Wanita itu.
Selain itu, Sin Nio pernah dijanjikan sebuah rumah di Perumnas dari Menteri Perumahan di masa itu, Cosmas Batubara, namun diduga tidak dipenuhi hingga akhir hayatnya.***