Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh Karya Dee Lestari, Melihat Dunia lewat Kacamata Karakter Gay

29 April 2021, 22:18 WIB
Poster Film Novel Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh diangkat dari novel Dee Lestari. /imdb.com

 

KABAR WONOSOBO― Novel pertama dalam serial Supernova. Mengambil sub-judul ‘Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh’ novel ini menyajikan romansa yang diceritakan secara mengalir dengan diksi indah ‘khas Dee’.

Sebelum lantas pindah tempat ke Bentang Pustaka, Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh telah terlebih dahulu terbit pada tahun 2001 melalui penerbit TrueDee Books.

Bendera pertama yang dikibarkan Dewi Lestari untuk mengawali karier sebagai penulis. Kini, serial Supernova masih berada di rumah yang sama, yaitu Bentang Pustaka.

Baca Juga: Ini Lima Sastrawan Perempuan Berpengaruh, dari Dee Lestari hingga Leila S. Chudori

Romansa yang dibalut ilmu sains

Rana dan Ferre, dua tokoh utama yang menjadi penggerak dari sebuah cerita impian Reuben dan Dhimas, menyajikan kisah cinta yang tidak hanya berhasil menguras emosi pembaca. Namun, dengan sentuhan teori sains, buku pertama serial Supernova ini menyajikan ‘semesta’-nya sendiri.

Ada tiga romansa yang hadir dalam Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh.

Pertama, romansa yang terjalin di antara Reuben dan Dimas. Pasangan gay yang akhirnya menghubungan cerita para Supernova.

Kedua, romansa antara Ferre dan Rana, dua tokoh utama yang dipasangkan untuk bertemu dalam sebuah kisah cinta yang seharusnya tidak pernah ada.

Baca Juga: Perjalanan Sarat Wewangian Jati Wesi dan Tanaya Suma dalam Sinopsis Novel Aroma Karsa, Karya Dewi Lestari

Ketiga, romansa antara Rana dan Arwin, sepasang suami-istri yang akhirnya mengakhiri kisah cinta mereka dengan cara logis.

Reuben dan Dhimas, kisah cinta yang tidak lazim diangkat dalam sebuah roman, pun di kehidupan nyata. Pasangan sesama jenis masih dianggap ‘tabu’ di Indonesia. Padahal jika ingin menilik lebih lanjut lagi, justru tanpa adanya Reuben dan Dimas, maka Supernova tidak akan pernah terungkap.

Dee cukup berani saat itu, menjadikan Reuben dan Dimas sebagai pasangan dalam satu cerita. Hal yang masih sangat tidak mungkin disambut hangat oleh pembaca yang memiliki sikap homophobia.

Baca Juga: Sinopsis Laut Bercerita Karya Leila S Chudori, Kisah Pilu Biru Laut yang Rekam Masa Kelam Orba

Dua tokoh tersebut berhasil merupakan perwujudan Dee yang bersedia menghadirkan karakter yang dianggap tabu. Terlebih Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh hadir di lingkungan masyarakat yang sebagian besar masih memegang nilai-nilai kuno.

Selain tokoh fenomenal Reuben-Dimas, kehadiran Diva dengan nama peretas ‘Bintang Jatuh’ juga berhasil memancing kontroversi. Diva adalah seorang model, juga seorang pelacur dengan tarif jutaan.

Meskipun di dalam film karakter Diva tidak terlalu ditunjukkan secara mencolok, dalam buku sendiri Diva digambarkan lebih ‘liar’. Menjadikan karakter Diva kian melekat di benak pembaca.

Baca Juga: Sinopsis Novel Amba Karangan Laksmi Pamuntjak Sajikan Roman hingga Nilai Moralitas dan Sejarah Bangsa

Terlebih, siapa sangka jika dari keseluruhan karakter dalam serial Supernova, Diva alias Bintang Jatuh memegang peran penting dalam perjalanan para peretas di Supernova.

Lain halnya dengan nuansa yang dihadirkan oleh Rana dan Ferre, serta Alwin.

Rana digambarkan sebagai perempuan Jawa yang harus memegang teguh nilai-nilai budaya. Ia digambarkan sebagai perempuan cantik, cerdas, dan selalu menurut dengan apa yang datang ke dalam hidupnya.

Baca Juga: Sisi Lain Manusia dan Kemanusiaan Dibedah Bagus Dwi Hananto dalam Novel Napas Mayat

Kemudian, ia bertemu dengan Ferre yang mengajarinya arti kebebasan. Mereka terjebak dalam kisah romansa yang berbelit. Namun, di sini cerita ‘kehancuran’ Ferre bermula.

Ferre sendiri digambarkan sebagai enterpreneur sukses, muda, dan kaya raya. Semua orang mendambakan Ferre, tapi ia justru hanya menginginkan Rana yang telah ‘dimiliki’ orang lain.

Melalui Ferre-Rana-Alwin, pembaca seolah dipaksa untuk lebih memahami bagaimana sifat manusia yang sebenarnya. Mereka yang menginginkan kebebasan, tentang bagaimana manusia hidup di kelilingi pertanyaan-pertanyaan dan ‘ditugaskan’ untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Baca Juga: Menyelami Realitas Eka Kurniawan Lewat Kumpulan Cerpen Corat-coret di Toilet, 13 Kisah Penuh Simbol dan Kritik

Kisah cinta yang taklazim berhasil dihadirkan oleh Ferre dan Rana, Reuben dan Dimas, serta Diva dan Gio (peretas Kabut). Dua karakter terakhir akan menggerakkan cerita untuk serial terakhir Supernova: Intelegensi Embun Pagi.

Akhir yang logis untuk kisah cinta Ferre dan Rana, juga Rana dan Arwin. Diterima dengan baik tanpa celah walaupun tetap ada satu dari karakter yang perlu ‘dimusnahkan’ kebahagiaannya.

Walaupun tentu saja, perjalanan karakter dalam sebuah cerita sendiri bukan dengan apa yang menjadi tujuan mereka, tapi apa yang benar-benar ‘dibutuhkan’.

Ferre, Rana, Arwin, Diva, serta Reuben dan Dimas mendapatkan ‘apa yang benar-benar mereka butuhkan’.

 Baca Juga: Bicara Femisnisme Lewat Buku, Kalis Mardiasih Mendebat Hubungan Jilbab dan Kesalihan Perempuan

Diceritakan dengan indah, lugas, dan puitis

Dee Lestari berhasil menghadirkan kisah cinta yang begitu puitis, diperindah dengan diksi-diksi mengagumkan, dan mengalir begitu saja.

Semenjak permulaan pada ‘Keping 1: Yang Ada hanya ADA’ kisah yang dirangkai Reuben dan Dimas hingga menghadirkan Ferre, Rana, Diva, dan Arwin mengalir begitu saja.

Menjadikan buku dengan jumlah halaman kurang lebih 364 halaman ini tidak terasa untuk dibaca.

Baca Juga: Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala, Kisahkan Perjalanan Mengupas Rahasia Miliarder Industri Rokok Kretek

Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh cocok bagi para pembaca yang memang tidak hanya sekadar mencari ‘cerita yang mengalir’ tetapi juga cerita yang indah, kaya akan diksi, dan teori-teori.

Adaptasi ke dalam film pada tahun 2014, diperankan oleh Herjunot Ali dan Raline Shah

Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh sudah diadaptasi menjadi film pada tahun 2014 lalu. Dengan karakter Ferre diperankan oleh Herjunot Ali, Rana oleh Raline Shah, Diva oleh Paula Verhoeven, dan Alwin oleh Fedi Nuril. Sementara Dimas diperankan oleh Hamish Daud dan Reuben diperankan oleh Arifin Putra.

Selain mempertemukan kembali Herjunot Ali, Fedi Nuril, dan Fedi Nuril dengan Dhonny Dirgantoro selepas film ‘5 cm’, film ini turut menyajikan fantasi-fantasi yang dihadirkan oleh Ferre dan Diva dalam buku.

Meskipun ada beberapa hal yang ‘agak hilang’ dari buku, tapi cerita yang dihasilkan agaknya tidak terlalu melenceng.

Baca Juga: Memaknai Cinta Tak Biasa lewat Kisah Asmara Raras dan Galih dalam Novel Ratih Kumala, Tabula Rasa

Blurb Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh

Dhimas dan Ruben adalah dua orang mahasiswa yang tengah menuntut ilmu di negeri Paman Sam. Dhimas kuliah di Goerge Washinton University, dan Ruben di John Hopkins Medical School. Mereka bertemu dalam suatu pesta yang meriah, yang diadakan oleh perkumpulan mahasiswa yang bersekolah di Amrik.

Pertama kali bertemu mereke terlibat dalam percakapan yang saling menyudutkan satu sama lain, hal tersebut dikarenakan oleh latar belakang mereka, Dhimas berasal dari kalangan The have, sedangkan Ruben, mahasiswa beasiswa.

Tetapi setelah Ruben mencoba serotonin, mereka menjadi akrab membincangkan permasalahan iptek, sains, sampai acara buka-bukaan bahwa Ruben adalah seorang gay.

Baca Juga: Ayu Utami Bedah Sisi Kelam Manusia dengan Lugas Lewat Dwilogi Novel Saman dan Larung

Ternyata tak disangka-sangka bahwa Dhimas juga adalah seorang gay. Maka jadilah mereka sepasang kekasih, meskipun mereka tidak pernah serumah dalam satu apartemen.

Bila ditanya mereka menjawab supaya bisa tetap kangen, tetap butuh usaha bila ingin bertemu satu sama lainnya. Dalam pertemuan di pesta tersebut mereka telah berikrar akan membuat satu karya. Satu masterpiece.

Satu tulisan atau riset yang membantu menjembatani semua percabangan sains. Roman yang berdimensi luas dan mampu menggerakkan hati banyak orang.***

Editor: Erwin Abdillah

Tags

Terkini

Terpopuler