Sekutu menanggapi gerakan itu dengan balasan berupa serangan udara di kamp militer Houthi.
Kaum Houthi menuntut pencabutan blokade terhadap situs-situs vital yang diduduki sekutu yang dianggap telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, sebagaimana digambarkan oleh PBB.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi, dan lembaga bantuan menuduh kelompok itu telah menghalangi upaya bantuan yang diberikan ke Yaman.
Baca Juga: Apple Dituntut 2 Juta US Dollar karena Jual iPhone 12 Tanpa Charger oleh Procon-SP Brazil
Koalisi mengatakan, pelabuhan dan bandara harus dibatasi untuk mencegah distribusi senjata ke Houthi yang menguasai ibu kota dan daerah terpadat di negara itu.
Pengumuman Arab Saudi tidak merinci rute udara mana yang akan diizinkan untuk terbang ke Sanaa, atau apakah impor melalui pelabuhan Hodeidah akan dikenakan pra-otorisasi tambahan.
PBB telah menyiapkan mekanisme pemeriksaan yang mengharuskan kapal diperiksa terlebih dahulu di Djibouti sebelum mereka berlabuh di pelabuhan Hodeidah, namun kapal perang sekutu menahan sebagian besar kapal tersebut meskipun ada izin PBB.
Baca Juga: Akhirnya BWF Minta Maaf kepada Indonesia Soal All England 2021, lewat Surat Poul-Erik Hoyer
Pangeran Faisal mengatakan pendapatan pajak dari pelabuhan akan masuk ke rekening bank bersama di cabang bank sentral Yaman di Hodeidah.***